Popularitas Baguette tidak hanya terbatas pada warga Prancis. Karenanya roti panjang ini mudah ditemui di berbagai kota di dunia. Namun, kini roti yang pernah dikhawatirkan surut pamornya kini justru makin dikenal di Asia dan Timur Tengah.
Pembuatan baguette sempurna telah lama menjadi ujian utama bagi calon pembuat roti di seluruh dunia. Kini kemampuan untuk memproduksi baguette makin dibutuhkan karena tingginya permintaan global.
Perkembangan kelas menengah dunia, terutama Asia dan Timur Tengah, membuat roti Prancis kian populer. Bakery Prancis dapat di temui di Jepang, Hong Kong, Korea Selatan, Qatar, Uni Emirat Arab hingga Kamboja.
"Pertumbuhan ini terkait perubahan gaya hidup, dan lebih luas lagi karena kemunculan kelas menengah," tutur Christophe Monnier, seorang ahli di lembaga Ubifrance yang membantu perusahaan Prancis membuka usaha di luar negeri.
Berdasarkan data, dari tahun 2003 hingga 2013, ekspor adonan dan campuran untuk baked goods seperti tepung, mentega, ragi dari Prancis naik dua kali lipat lebih. Tahun 2003 ekspor berjumlah 197 juta euro (Rp 3 triliun). Sepuluh tahun kemudian meningkat jadi 480 juta euro (Rp 7,4 triliun).
Adapun ekspor bahan-bahan pembuat roti yang sudah diolah, meningkat dari 850 juta euro (Rp 13,1 triliun) menjadi 1,5 milyar euro (Rp 23,1 triliun) dalam periode sama. Olahan ini banyak dijual di jaringan restoran Prancis atau hotel di luar Prancis.
Pertumbuhan sangat luar biasa terjadi di beberapa negara seperti Tiongkok. Ekspor ke negeri tirai bamu melonjak 7,800 persen selama 10 tahun terakhir.
Monnier menambahkan bahwa bakery tidak diragukan lagi menjadi ujung tombak sektor pangan Prancis di luar negeri. Contohnya Delifrance yang sudah memiliki ratusan lokasi di dunia, termasuk lebih dari 200 outlet di Asia. Begitu juga dengan Eric Kayser, baker dan food writer Prancis, yang sudah membuka bakery di hampir 100 kota termasuk Taipei dan Jakarta.
National Bakery and Pastry Institute (INPB) di Rouen, Perancis pun terus berusaha menghasilkan baker berkualitas untuk memenuhi permintaan pasar. Kini banyak pula orang asing mempelajari roti dan kue Prancis hingga mencapai 15 persen dari total peserta pelatihan professional.
(odi/dni)This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.