Masih ingin menikmati kelezatan daging kambing setelah Idul Adha yang lalu? Coba daging domba saja yang lebih empuk. Diolah menjadi tongseng atau nasi goreng, sama-sama enak!
Tendean 41 yang tadinya lahan kosong kini berubah jadi pusat kuliner. Tepat di sebelah Warung Nagih, ada warung tenda yang menyajikan sajian serba domba. Namanya Domba Tarsan.
Kedai ini terlihat sederhana. Dapurnya hanya berupa kotak kecil dari triplek yang dipasangi daftar menu di 'daun jendela'nya. Area makannya yang terdiri dari bangku panjang dan meja kayu hanya berkapasitas sekitar 20 orang. Warung semi terbuka ini beralas semen dan dinaungi tenda terpal.
Meski tampak sederhana, warung tenda ini tampaknya dikelola secara profesional. Selain sudah memiliki empat cabang di Jakarta dan Tangerang, buku menunyapun didesain grafis a la daftar menu restoran dengan foto hidangan yang besar-besar.
Daging domba diolah menjadi satai, tongseng, sup, domba bakar penyet, dan nasi goreng. Di sini juga tersedia hidangan tradisional berbahan ayam dan lele. Pilihan minumnyapun tak cuma teh. Ada jus, wedang jahe, es kopi karamel, sampai green tea susu.
Satai domba dan domba bakar penyet yang ingin kami pesan ternyata sudah habis malam itu. Akhirnya, kami memesan Tongseng Domba Bakar Bumbu Solo (Rp 22.000). Potongan kol, tomat, dan daging domba tampak berendam di kuah kuning keruh.
Aroma rempah bumbu gule yang menguap membuat perut keroncongan. Slurp... Kuahnya terasa ringan dan beraroma kunyit. Racikan bumbunya terasa pas asinnya, manis karena diberi kecap, dan sedikit hangat di tenggorokan.Next
(odi/fit)
Nasi Goreng Domba
Es Kopi Karamel dan Es Lidah Buaya
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.