Sejak Rusia mengembargo impor produk dari negara-negara Barat, rak-rak supermarket di ibukotanya, Moskow, kosong. Berbeda dengan di supermarket ini. Meski raknya penuh, produk olahan susu impor yang dijual sudah kedaluwarsa.
"Manajer meminta kami memastikan rak-rak tidak kosong. Tapi kami tak lagi menerima antaran yoghurt dari Eropa dan Amerika Serikat. Jadi kami terpaksa curang," kata Kristina, asisten bagian produk olahan susu.
"Kalau pelanggan membeli yoghurt kedaluwarsa, kami memperingatkan mereka ketika berada di kasir. Merekapun akan kembali ke rak mencari yang segar." Kekurangan ini bermula dari kebijakan Kremlin di awal Agustus lalu.
Pemerintah Rusia melarang ekspor makanan dari negara-negara Barat yang menerapkan sanksi kepada Rusia karena peran negara ini di krisis Ukraina.
Sejak saat itu, isi supermarket di Rusia telah berubah cukup jauh. Keju Prancis digantikan dengan merek lokal. "Saya sudah terbiasa dan senang membeli produk lokal karena berarti saya membantu negara saya," kata Veronika, pelanggan supermarket.
Kepala Kamar Dagang dan Industri Franco-Rusia Pavel Shinsky mengatakan bahwa dengan sanksi tersebut, Rusia ingin menunjukkan bahwa negara ini bisa mencukupi kebutuhannya sendiri, tak membutuhkan Eropa.
"Dampaknya paling dirasakan perusahaan asing yang tak menempatkan produksi mereka di Rusia," katanya. Banyak perusahaan asing seperti produsen keju Prancis Bongrain atau pemasok foie gras Rougie dipaksa keluar pasar Rusia setelah embargo diterapkan. Next
(odi/lus) This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.